Sunday, 26 October 2014

Monday, 6 October 2014

Hilang.

Apa kau percaya, 
kalau aku bilang, 
aku hilang?
Hilang mencari jalan pulang
kerana dalam pencarian
mencari-Nya aku mungkin lelah
atau tersilap langkah.

Pasti kau ragu, 
mana mungkin hilang 
kalau ukhuwwah terbina kuat tidak terbayang.
Mana mungkin hilang, 
kalau ilmu disogok tak henti-henti buat diri.

Mungkin tak hilang,
tapi ada kurang pada diri, 
pada hati.
Tertulisnya puisi ini
kerana ada kesedaran
tapi 
apakah ada kekuatan?
Dan percayalah wahai hati,
"...Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..."
kerana selangkah kita mendekati Dia, 
maka seribu langkah Dia mendekati kita.

Tapi mungkin juga hilang 
tanpa bayang
dan esok lusa
mampukah hasrat aku 
ketawa riang bersama-sama
pejuang Islam 
di Taman syurga
akan bertandang?

Tuesday, 23 September 2014

I (don't) hate you.

Laughed 
Thinking how 
I force myself to hate you
But in the end,
It never happened 
Since I think of you
Every day every hour
What would I do
To make me forget you?

Monday, 21 July 2014

Dalam otak.

Merangkak-rangkak aku merungkai
apa ada dalam otak.
Yang aku lihat
hanya serabut pikiran,
falsafah atau mungkin,
spekulasi
yang buat diri tak lena tidur
dan bila mata dipejam
sampai mengganggu
bunga-bunga tidur
yang membuai rasa.

Cukuplah
kalau aku bilang
dalam otak ini serabut
sampai kau mungkin takut
dan
biarlah
aku sendiri rungkaikan
apa yang berselirat
kerana bila ditanya,
jawapan aku
cuma satu
itu serabut pemikiran
manusia yang lemah
lagi tak berdaya
menahan rasa
yang mudah alpa.

(This was written to fulfill someone's request, "Tulis apa yang ada dalam otak awak")

Tuesday, 22 April 2014

Tentang Seseorang I

Dan tentang seseorang,
ada idealisme yang buat
seantero manusia kagum.
Mulanya dilihat polos
tapi polos tak langsung berongga,
lantas mencuit jiwa-jiwa yag berbicara.

Dan tentang seseorang,
adalah butit-butir omongan
yang tertulis tapi tak tersurat,
yang tersirat tapi tak terniat,
melainkan bila berperi,
buat manusia ternganga diam terkesima.

Dan tentang seseorang,
antusiasme yang tak pernah padam
buat diri ini ikut berapi
biar roh yang gagah itu merosakkan
batin-batin biadap, jahanam serta durjana.
Ada rasa kagum dalam hati
lalu energi meresap ke seluruh pelusuk bumi.

Dan tentang seseorang,
lembut tuturnya,
berjuta pesan singgah ke telinga,
tapi cekal dalam jiwanya
mampu meruntuhkan halus kejahatan,
mampu menaikkan jiwa kelemahan,
mampu menjadi suara pada yang daif,
mampu menyentuh hati-hati keras dan solid.

Dan tentang seseorang,
adalah dia yang
aku kagum,
dari jauh menyimpan tekad,
seperti dia
aku bercita-cita.

Friday, 21 March 2014

Responsibility.

We often accept the responsibilities we think we deserve and take for granted the responsibilities we think we don't deserve. Either way, it is still a responsibility. We sometimes accept both or decline both. Responsibility is given to us because there are people who believe we can handle it well. However, as time goes by, we eventually get tired of the responsibilities and we decide to stop doing whatever tasks given to us. Our performances gradually decline and yes, we realized that we are not doing well with ourselves and the responsibilities. However, we won't do anything about it just because we are tired.

That was a rant. An irrational rant. It should not be that way.

It should be this way. Responsibility is given to us because they trust us. Most importantly, a responsibility given to us is a sign that Allah wants us to do the things we should do or we must do instead of wasting time doing things which won't give any benefits to us and the society. So, be grateful with the responsibilities we receive. It may take most of your time and lessen your time to do the things you have always been doing all this while but believe me, there is a reason, why the responsibility is given to you. Either Allah wants you to learn or Allah wants you to make a change towards a group of people. Whatever it is, be grateful & with great power come great responsibility.

RS.






Monday, 10 March 2014

Aku dan peta dunia.

Acap kali aku ditegur
kerana terlalu leka melihat peta, 
bukanlah peta mencari jalan pulang 
tapi hamparan peta dunia 
yang sering aku tatapkan,
bukan kerana menyimpan niat 
mahu terbang ke seantero dunia,
bukanlah juga cuba mencari 
tanah tumpah darah hamba
tapi kerana hati meronta-ronta 
tatkala diri lemah tak terdaya.

Anak mata bergerak perlahan 
ke tengah peta, 
melilau mata mencari Mesir,
revolusi yang tercetus diharap berakhir
agar anak-anak kecil mampu terus 
ketawa bahagia.

Hati remuk dihiris belati
sekilas pandang yang di utara,
Konflik lama yang tetap aktual,
Teguhlah,
teguhlah wahai jiwa-jiwa Palestina,
hati dituntut agar kita
terus tegar berjihad, 
mencari keadilan dalam kekeruhan.

Menyelusuri lautan Hindi, 
bersaksikan kesukaran hidup 
insan-insan di Somalia, Ethiopia dan 
senarai itu satu persatu merumus 
benua Afrika itu sendiri
cukup untuk menginjak paradigma kita,
Apakah kemiskinan kita hanya lihat 
dengan mata kasar?
Apakah yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin 
akan terus kita banggakan 
dan apakah itu yang kita katakan 
pembangunan ekonomi?

Jauh di sudut kota New York 
itu sendiri,
melewati lewat malam 
kurang 0 darjah selsius
ada hati-hati yang meratapi
jiwa-jiwa untuk prihatin dan ingat pada mereka.

Lantas di sebalik diri ini, 
ada sekelumit angan-angan 
untuk jadi Wonder Woman
atau Burka Avenger atau hanya diri sendiri
untuk bangun melangkah mengubah dunia.
Atau adakah aku akan terus
menjadi pemerhari peta dunia membiarkan 
kuasa-kuasa besar menindas yang lemah?

Biar peta dunia tetap di situ,
biar peta dunia itu mampu 
menjadi inspirasi untuk aku
bersama-sama yang lain
menjadi satu.